“ ARAH YANG SEBENARNYA “
Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah
firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan,
untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
(Yeremia
29:11)
Pohon mangga cangkokan itu tumbuh pesat.
Batang lencirnya dikelilingi dedaunan. Tak ingin dia tumbuh menjulang, saya
memotongnya. Sempat tebersit rasa menyesal, saat pertumbuhannya tampak
terhenti. Namun, kira-kira sepekan sesudahnya, tiba-tiba muncul berbarengan
lima buah tunas di ujung atas batang. Bukan sekedar tunas daun, melainkan tunas
cabang yang kemudian menumbuhkan daunnya sendiri-sendiri. Kini, pohon mangga
itu menjadi lebih rimbun daripada sebelumnya. Saat pertumbuhannya ke atas
dihentikan, pohon itu memaksimalkan perkembangannya ke samping.
Saulus dari
Tarsus dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel. Ia bekerja sangat giat
bagi Allah (ay. 3). Ia menganiaya dan membinasakan para pengikut Jalan Tuhan
yang dianggapnya melanggar Hukum Taurat. Dalam rutenya menuju Damsyik, ia
bersua dengan Yesus. Jalan hidup yang ditempuhnya dengan tekun selama ini
terpotong begitu saja. Namun, itu justru menjadi titik balik dalam
kehidupannya. Sejak hari itu ia bertumbuh luar biasa dan menggenapi panggilan
yang sejati dari Allah baginya.
Hidup kita
ada kalanya terasa seperti dipotong di tengah jalan. Rencana yang sudah kita
susun lama dan terarah kepada satu tujuan tiba-tiba harus putus begitu saja.
Namun, berhenti melangkah tidak selalu berarti akhir dari perjalanan kita.
Mungkin saja itu adalah cara Tuhan untuk membuat kita fokus kepada panggilan
kita yang sesungguhnya. Mungkin, inilah saatnya kita memaksimalkan segenap
potensi kita ke arah yang sebenarnya.
KEHIDUPAN YANG SESUNGGUHNYA BUKAN DIMULAI KETIKA
BERADA DI TITIK ZONA KENYAMAN TETAPI JUSTRU KETIKA BERADA DI UJUNG ZONA
KENYAMANAN HIDUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar