“ MENGUATKAN HATI “
...
Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.
( Yosua
1:5 )
Setelah
empat puluh tahun memimpin bangsa Israel, Musa meninggal. Bangsa Israel
menangisi Musa di dataran Moab selama tiga puluh hari (Ul. 34:8). Tuhan menetapkan Yosua, abdi Musa,
menggantikannya memimpin bangsa Israel ke negeri yang dijanjikan-Nya.
Bagaimana kira-kira
perasaan Yosua pada saat itu? Kitab Suci tidak menggambarkannya secara
terperinci, namun mencatat bahwa Tuhan menyatakan janji dan penyertaan-Nya
kepada pemimpin baru itu. Bisa jadi Yosua khawatir. Bagaimana mereka dapat
hidup tanpa Musa? Apa yang harus dilakukannya? Akankah bangsa itu mengikuti
dirinya seperti mereka mengikuti Musa? Dan sederet pertanyaan lain memenuhi
benaknya.
Nyatanya, Tuhan meneguhkan
penyertaan-Nya, menjanjikan keberhasilan, dan menggugah Yosua untuk menguatkan
dan meneguhkan hati. Dia juga mengingatkan bangsa itu, agar memerhatikan
hukum-hukum-Nya, tidak menyimpang ke kanan atau ke kiri. Dia memperlihatkan
kepada mereka bentang wilayah yang akan diserahkan kepada bangsa itu. Ya,
mereka tidak perlu kecut atau tawar hati, karena Tuhan sendiri yang memimpin
mereka ke mana pun mereka pergi.
Kita mungkin pernah atau
akan mengalami hal yang serupa: Kehilangan orang—atau malah pemimpin—yang kita
kasihi. Tentu saja hati kita terasa berat menerima kenyataan bahwa orang
tersebut tidak lagi bersama-sama dengan kita. Itulah saatnya kita menguatkan
dan meneguhkan hati, dan memandang Tuhan, Pemimpin Sejati kita.
ORANG DAPAT DATANG DAN PERGI,
NAMUN TUHAN SENANTIASA MENYERTAI KITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar