Jumat, 13 Juli 2018

Renungan Minggu Ketiga Juli 2018


HATI HATI DENGAN KESIBUKAN
( II TIMOTIUS 3 : 1 – 9 )

Sibuk adalah kata yang akrab menemani perjaanan hidup manusia di abad ini. Banyak orang terjebak dalam kesibukan yang menggunung. Pekerjaan kantor yang terus menumpuk dan tanggung jawab yang semakin besar menjadi dalih pembenaran.
Di banyak tempat, hampir setiap hari orang “berkelahi” dengan waktu. Akibatnya, orang tidak lagi memiliki waktu untuk diri sendiri, keluarga, apalagi untuk Tuhan. Waktunya telah habis dalam perjalanan. Konsekuensinya, dalam keluarga pun anak memberontak kepada orangtua yang sudah sekian lama kurang memerhatikan mereka.
Sibuk menjadi kata yang semakin populer di tengah masyarakat. Dalam aksara Cina, kata “sibuk” berarti “kematian hati” atau “hati yang mati”. Ya, kesibukan cenderung membuat orang “mati rasa”. Ia mencuri dan merampas hal yang berharga dalam hidup kita, yakni kepekaan. Orang yang sibuk bisa kehilangan kepekaan terhadap Tuhan dan sesama. Lebih parah lagi, orang yang sibuk lama-kelamaan bisa menjadi egois—tidak lagi peduli pada manusia di luar dirinya.
Rasul Paulus mengingatkan anak didiknya, Timotius yang masih muda. Paulus membukakan tentang kondisi manusia akhir zaman kepada Timotius. Kondisi di mana manusia akan “mencintai dirinya sendiri [egois], menjadi hamba uang, membual, menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, berontak terhadap orangtua, tidak tahu berterima kasih, dan tidak memedulikan agama” (2 Timotius 3:2). Sebagai anak Tuhan, mari kita latih kepekaan rohani dalam mencermati tanda zaman, agar tidak terjebak dalam kematian hati.

BERHATI-HATILAH SAAT KITA MULAI MENGKLAIM DIRI SIBUK
DALAM KESIBUKAN-NYA, YESUS MASIH BISA BERDOA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar