Minggu, 01 Juli 2018

Renungan Minggu Kesatu Juli 2018


TELADAN HIDUP
Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:  supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.  Dan kamu, bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka didalam ajaran & nasihat Tuhan.
(Epesus 6 : 1 – 4 )

Puisi yang ditulis Inayah Wahid membuat trenyuh umat yang hadir di acara peringatan tujuh hari wafatnya Gus Dur. “Karena Ayahku”, judulnya. “Kalau aku jadi orang dermawan, itu karena ayahku yang mengajarkan. Kalau aku jadi orang toleran, itu karena ayahku yang menjadi panutan. Kalau aku jadi orang beriman, itu karena ayahku yang menjadi imam. Kalau aku jadi orang yang rendah hati, itu karena ayahku yang menginspirasi. Kalau aku jadi orang yang bercinta kasih, itu karena ayahku yang memberi tanpa pamrih. Kalau aku membuat puisi ini, itu karena ayahku yang rendah hati.”
Ironisnya, pada hari yang sama, muncul berita lain yang bertentangan dengan peristiwa mengharukan di atas. Seorang pria Italia meludahi jenazah ibunya yang disemayamkan di Swiss, lantaran menyimpan dendam. Rupanya, semasa kecil ia sering dipukuli ibunya. Andai perasaan pria itu dituliskan pula dalam bentuk puisi, mungkin kira-kira begini bunyinya: “Kalau aku jadi orang pendendam, keras, dan tak mampu mengontrol diri, itu karena orangtuaku yang mengajarkan.”
Karakter anak terbentuk dari kebiasaan hidup sehari-hari bersama orangtua dan orang-orang di sekitarnya. Dan, faktor dominan yang membentuk karakter mereka ialah apa saja yang mereka lihat, alami, dan rasakan dari orangtua khususnya pada usia anak-anak. Firman Tuhan menasihati dan mengajak orangtua—sebagai manusia baru—agar waspada: “Dan kamu, Bapak-bapak, janganlah bangkitkan kemarahan di dalam hati anak-anakmu, tetapi didiklah mereka di dalam ajaran dan nasihat Tuhan.” Ya, semua yang ditabur orangtua dalam hidup anak-anak hari ini, kelak pasti akan dituai.


SEPERTI BONSAI MENGIKUTI BENTUK YANG DIMAUI PEMILIKNYA
BEGITULAH KARAKTER ANAK MENGIKUTI DIDIKAN ORANGTUANYA
 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar