“ IBADAH YANG PERCUMA “
Secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri
kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
( 2 Timotius 3:5 )
Saya
terkejut mendengar pengakuan seseorang yang secara rutin terlihat beribadah dan
mengikuti kebaktian kelompok. “Saya tidak merasakan dampak apa pun dari
kegiatan ibadah yang selama ini saya ikuti!” Sementara ada pula orang mengaku
mengalami perubahan hidup lewat rutinitas ibadahnya. Saya pun bertanya-tanya,
“Mengapa sebagian orang Kristen mengalami kuasa ibadah, sedangkan yang lain
seperti “tak tersentuh” sehingga kehidupan mereka tidak berubah?”
Jangan sampai kita beribadah tetapi
kehilangan kekuatannya. Sebab dalam setiap ibadah ada kuasa Tuhan yang sedang
bekerja dan sanggup mengubahkan siapa pun yang percaya. Jangan sampai kita
menganggap bahwa ibadah hanya program atau rutinitas, sehingga sekalipun
terlihat beribadah dan memuliakan Tuhan, hati kita sebenarnya jauh dari Allah
(bdk. Yes. 29:13).
Jika sudah seperti ini, aktivitas ibadah selama ribuan kali pun akan menjadi
percuma. Orang yang jahat, tetap berbuat jahat; orang yang menjadi hamba uang,
tetap menjadi hamba uang; dan seterusnya (ay. 2-4).
Sikap memungkiri kuasa dari ibadah ini dapat
dilakukan oleh siapa pun, tanpa terkecuali. Sikap yang hanya dapat diatasi
dengan keyakinan (iman) bahwa kuasa Allah masih ada, nyata, dan bekerja dalam
setiap pertemuan ibadah, seperti perkataan Yesus, “Dimana dua tiga orang
berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18:20).
Jika Yesus hadir, masakan tidak ada hal positif yang terjadi? Tak mungkin!
RESPONS POSITIF
DALAM SUATU IBADAH AKAN BERDAMPAK POSITIF JUGA