Kamis, 28 September 2017

Renungan Minggu Pertama Oktober 2017



RANCANGAN INDAH
"Tetapi, ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini." (Kejadian 40:14)

Karena fitnah, Yusuf dipenjara. Tetapi ketika di dalam penjara pun Yusuf menolong orang lain. Diantaranya adalah juru minuman Firaun. Saat ia bermimpi, Yusuflah yang bisa menafsirkannya. Kemudian Yusuf meminta kepadanya: ”Ingatlah kepadaku, apabila keadaanmu telah baik nanti, tunjukkanlah terima kasihmu kepadaku dengan menceritakan hal ihwalku kepada Firaun dan tolonglah keluarkan aku dari rumah ini.” Tetapi, ketika tafsiran Yusuf itu terjadi, dan ia dikeluarkan dari penjara, ia melupakan Yusuf (ay. 23). 
Walaupun Yusuf telah terbukti menjadi orang yang handal dan melakukan hal yang baik pada sesamanya, ia dilupakan dan dibiarkan di penjara selama bertahun-tahun. Namun Tuhan tidak berhenti bekerja dalam hidup Yusuf di situ. Lambat laun, pemimpin penjara memercayai Yusuf dengan tanggung jawab mengelola segala urusan penjara. Selama ia di dalam penjara, pasti Yusuf tidak mengetahui bahwa ketika ia melayani para tawanan di penjara Firaun, Allah sedang mempersiapkannya untuk melayani masyarakat Mesir. 
Mungkin Anda juga mengalami seperti Yusuf. Ada teman yang telah mengecewakan Anda. Ada perbuatan baik Anda yang tak dibalas dengan serupa. Tetapi ingatlah bahwa sepanjang hidup kita, Allah tidak pernah berhenti untuk bekerja di dalamnya. Ketika kita menjalani masa-masa penuh rintangan, kita sering kecewa, karena kita tidak tahu rencana Allah buat kita. Seringkali Allah belum selesai, Dia sedang mempersiapkan kita untuk rancangan-Nya yang mulia dan yang tidak terpikirkan oleh kita!

Ketika Menjalani Masa Sulit, Tak Jarang Kita Kecewa, Karena Tak Memahami Rencana Allah.  Ia Sedang Merancang Yang Mulia Dan Tak Terpikirkan Oleh Kita.

Kamis, 21 September 2017

Renungan Minggu Keempat September 2017



HIDUP PENUH KEJUTAN
"Seperti bunga ia berkembang, lalu layu, seperti bayang-bayang ia hilang lenyap dan tidak dapat bertahan." 
 (Ayub 14:2)
Suatu kenyataan hidup yang tak dapat dipungkiri bahwa perjalanan hidup manusia di dunia ini selalu diwarnai dengan kejutan-kejutan:  kadang ada tawa, sekejap kemudian berganti dengan tangis;  ada keberhasilan, tapi tidak sedikit pula yang harus menelan pahitnya kegagalan.  Kejutan demi kejutan kadangkala seperti sebuah hantaman palu yang datang secara bertubi-tubi.  Kejutan ini bisa menghampiri siapa saja, baik itu orang Kristen awam atau bahkan seorang hamba Tuhan sekalipun.
Kejutan juga menghampiri orang yang paling dekat dengan Tuhan Yesus sekalipun yaitu sebuah keluarga di kota Betania yang sangat mengasihi dan dikasihi Tuhan, yaitu keluarga Marta, Maria dan Lazarus  (baca  Yohanes 11:44).  Kejutan yang amat menyakitkan sengaja diijinkan Tuhan terjadi dan menimpa keluarga ini karena keterlambatan Tuhan Yesus tiba di rumah mereka.  Kematian menimpa salah seorang anggota keluarga ini yaitu Lazarus.  Kita tahu bahwa kematian seseorang selalu membawa kepedihan hati dan duka yang mendalam bagi keluarga yang ditinggalkan.  Memang, kejutan yang berupa masalah atau pun penderitaan itu bisa menimpa setiap orang, tak terkecuali orang percaya.  Namun satu hal yang menguatkan kita adalah Tuhan tidak pernah merancangkan kecelakaan, melainkan rancangan damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang penuh harapan  (baca  Yeremia 29:11).  Di tengah kejutan-kejutan yang terjadi dalam kehidupan ini kita harus percaya  "...bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."  (Roma 8:28).
Jika Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatunya tidak ada perkara yang mustahil bagi orang percaya.  Lazarus, yang walaupun sudah empat hari mati dan dikuburkan, Tuhan sanggup membangkitkannya.  Sungguh, Tuhan Yesus adalah kebangkitan dan hidup  (baca  Yohanes 11:25).  Rasul Paulus menyatakan bahwa Tuhan turut bekerja dalam  'segala sesuatu'.  Kata  'segala sesuatu'  artinya di semua aspek kehidupan kita tanpa terkecuali.

TUHAN MEMAKAI SETIAP  'KEJUTAN'  YANG ADA UNTUK MENYATAKAN KUASA-NYA!

Jumat, 15 September 2017

Renungan Minggu Ketiga September 2017



KEJUTAN DARI TUHAN
Dalam perjalanannya ke Damsyik, ketika ia sudah dekat kota itu, tiba-tiba cahaya memancar dari langit mengelilingi dia. Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? " ( Kisah Para Rasul 9 : 3 – 4 )

Kejutan adalah salah satu bagian dari tuntunan Tuhan. Bagi Saulus, kejutan itu adalah sinar dari sorga yang menjadi titik balik kehidupannya. Bagi Ananias, permintaan Tuhan untuk menemui Saulus juga sebuah kejutan karena tidak sesuai dengan logika manusia, namun ia taat.
Kejutan yang dari Tuhan selalu melibatkan iman kita. Ketika kita bersentuhan dengan "kejutan" yang Tuhan berikan seperti yang dialami Saulus maupun Ananias, maka iman akan berperan utama karena kita harus benar-benar mempercayai Tuhan.
Suatu saat mungkin kita harus menghadapi "kejutan" Tuhan yang tampaknya menakutkan, di lain hari mungkin berupa permintaan yang mengintimidasi seperti yang dialami Ananias. Kita mungkin ingin melarikan diri dari "kejutan" itu seperti Yunus yang diperintahkan ke Niniwe, atau malah ingin bernegosiasi dengan Tuhan. Jika demikian, maka yang terjadi kita mungkin malah kita harus berputar-putar di padang gurun seperti umat Israel.
Apapun "kejutan" yang telah Tuhan siapkan bagi kita, satu hal yang harus benar-benar kita sadari bahwa Dia tidak pernah bermaksud jahat. Apa yang Ia berikan selalu untuk kebaikan kita. Jadi, mengapa harus takut atau ragu. Miliki iman yang berani, dan melangkahlah keluar dari zona aman seperti Petrus melangkah keluar dari perahu dan berjalan di atas air. Beriman memang beresiko, tapi apa yang kita dapatkan karenanya selalu sepadan. Siap menerima "kejutan" dari Tuhan?

Berjalan bersama Tuhan tidak pernah membosankan, Ia selalu punya kejutan yang akan memacu pertumbuhan iman kita.

Minggu, 03 September 2017

Renungan Minggu Pertama September 2017



MENDAHULUKAN TUHAN
Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
(Hagai 1:9)

Karena masalah dan kesibukan, kita sering kali lebih memilih untuk berfokus pada hal-hal di luar Tuhan. Pusing memikirkan solusi masalah yang terjadi, sibuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup, atau kita begitu aktif dalam pelayanan di gereja. Semua itu membuat kita lupa meluangkan waktu pribadi dengan Tuhan dan lupa mendahulukan Tuhan. 
Pengalaman semacam itu tidak jauh berbeda dari pengalaman bangsa Israel setelah mereka kembali dari pembuangan di Babel. Awalnya, mereka berencana untuk membangun Bait Allah. Namun, di tengah jalan ternyata ada musuh yang menyerang mereka (Ezr. 4 – 5). Selepas itu, mereka justru lebih berfokus membangun rumah mereka masing-masing dan tidak melanjutkan pembangunan Bait Allah. Tuhan tidak berkenan terhadap sikap dan perbuatan bangsa Israel tersebut. 
Lalu bagaimana kita bisa mendahulukan Tuhan dalam hidup kita sehari-hari? Dengan menyadari bahwa waktu, materi, dan talenta yang kita miliki semuanya berasal dari Dia. Dalam hal waktu, selain menikmati waktu teduh dengan Tuhan, kita dapat memilih pelayanan tertentu, misalnya mengunjungi warga binaan di lembaga pemasyarakatan. Dalam hal materi, selain menggunakan keuangan keluarga secara bijaksana, mungkin kita dapat memberikan bantuan modal kepada sahabat yang memerlukan bantuan. Dalam hal talenta, mungkin kita dapat memberikan pelatihan gratis untuk anak-anak tidak mampu. Mari kita memikirkan cara-cara kreatif untuk memuliakan Tuhan!

JANGAN SAMPAI MASALAH YANG TERJADI
MEMBUAT KITA LUPA UNTUK MENDAHULUKAN TUHAN