“ HATI YANG
BERLIMPAH UCAPAN SYUKUR “
Persembahkanlah
syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
( Mazmur 50 : 14 )
kapan Saudara terakhir kali mempersembahkan syukur kepada Tuhan? Banyak orang Kristen
bersyukur kepada Tuhan hanya pada saat-saat
tertentu yaitu ketika segala
sesuatu berjalan dengan baik, menerima berkat, kesembuhan, atau mengalami
mujizat dari Tuhan. Sikap mereka langsung berubah begitu menghadapi
masalah, kesesakan, sakit-penyakit... jangankan mengucap syukur, berdoa saja
sudah malas melakukannya.
Ucapan syukur adalah sebuah kata benda
abstrak, yang secara garis besar memiliki makna: Grateful (berterima kasih kepada Tuhan), Pleasing
(menyenangkan Tuhan), atau Mindful Of Benefits (sadar akan kebaikan, hadiah atau
pertolongan). Inilah sikap hati yang harus dikembangkan dalam hidup orang
percaya. Alkitab memperingatkan: "Sebab
itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan
bibir yang memuliakan nama-Nya." (Ibrani 13:15).
'Korban' adalah sesuatu
yang dipersembahkan, kehilangan, merugi dan sakit secara daging. "Sekalipun pohon ara tidak
berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan,
sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau
dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan
bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan
aku." (Habakuk 3:17-18). Sesungguhnya situasi atau keadaan
tidak mendukung sama sekali untuk mengucap syukur, tetapi Habakuk tidak
dikalahkan oleh keadaan yang ada, ia tetap bisa mengucap syukur. Inilah
yang disebut korban syukur!
Bila memahami "...betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus," (Efesus 3:18), seharusnya bibir kita tak pernah berhenti bersyukur!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar