Kamis, 29 Maret 2018

Renungan Minggu Keempat Maret 2018


HIDUP YANG BERDAMPAK
(1)  Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu. (2)  Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami. (3)  Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita. (4)  Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
(I Tesalonika 1 : 1 – 4 )
                                                                                                                                                                   
Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian ini tidak sepenuhnya untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; kita diajar untuk memberikan pujian kepada jemaat yang diasuhnya jika mereka hidup dalam ketaatan.
Sisi positif dari jemaat di Tesalonika terlihat jelas di awal surat Paulus ini. Mereka memelihara iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Jemaat ini menerima Injil dengan penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan (ayat 6). Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi berkelimpahan hingga tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah jemaat yang misioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (ayat 8-9).
Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada gereja yang sempurna. Namun harus diakui bahwa sepanjang sejarah Tuhan telah mempergunakan gereja sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya gereja. Bahkan keberadaan kita hari ini menunjukan bahwa kita berhutang banyak pada anak-anak Tuhan yang Tuhan kirim dalam hidup kita. Maukah Saudara meneruskan sejarah ini? Kiranya Saudara dan saya adalah salah satu nama yang akan disebut orang lain yang sudah memberikan dampak di dalam kerohaniannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar