Minggu, 12 Agustus 2018

Renungan Minggu Kedua Agustus 2018


IBADAH YANG PERCUMA
Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!
( 2 Timotius 3:5 )


Saya terkejut mendengar pengakuan seseorang yang secara rutin terlihat beribadah dan mengikuti kebaktian kelompok. “Saya tidak merasakan dampak apa pun dari kegiatan ibadah yang selama ini saya ikuti!” Sementara ada pula orang mengaku mengalami perubahan hidup lewat rutinitas ibadahnya. Saya pun bertanya-tanya, “Mengapa sebagian orang Kristen mengalami kuasa ibadah, sedangkan yang lain seperti “tak tersentuh” sehingga kehidupan mereka tidak berubah?” 
Jangan sampai kita beribadah tetapi kehilangan kekuatannya. Sebab dalam setiap ibadah ada kuasa Tuhan yang sedang bekerja dan sanggup mengubahkan siapa pun yang percaya. Jangan sampai kita menganggap bahwa ibadah hanya program atau rutinitas, sehingga sekalipun terlihat beribadah dan memuliakan Tuhan, hati kita sebenarnya jauh dari Allah (bdk. Yes. 29:13). Jika sudah seperti ini, aktivitas ibadah selama ribuan kali pun akan menjadi percuma. Orang yang jahat, tetap berbuat jahat; orang yang menjadi hamba uang, tetap menjadi hamba uang; dan seterusnya              (ay. 2-4). 
Sikap memungkiri kuasa dari ibadah ini dapat dilakukan oleh siapa pun, tanpa terkecuali. Sikap yang hanya dapat diatasi dengan keyakinan (iman) bahwa kuasa Allah masih ada, nyata, dan bekerja dalam setiap pertemuan ibadah, seperti perkataan Yesus, “Dimana dua tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka” (Mat. 18:20). Jika Yesus hadir, masakan tidak ada hal positif yang terjadi? Tak mungkin!

RESPONS POSITIF DALAM SUATU IBADAH AKAN BERDAMPAK POSITIF JUGA