Kamis, 25 Januari 2018

Renungan Minggu Keempat Januari 2018

“ PERSPEKTIF TUHAN  “
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.”
( Pengkotbah 3 : 11 )

      Terkadang kita bertanya mengapa Tuhan tega “merusak” sesuatu yang sedang kita nikmati, atau tidak memberikan sesuatu yang sangat kita idam-idamkan, atau memberi hal-hal yang menyulitkan untuk dilalui dalam hidup kita, bahkan mengambil orang yang kita cintai.
Seringkali kita berdebat mempertanyakan keputusan Tuhan, tidak jarang pula kita marah atau mempersalahkan Tuhan dengan kondisi yang sedang kita hadapi yang secara realitas manusia tidak menyenangkan, dan bahkan tidak sedikit banyak anak anak Tuhan pada akhirnya meninggalkan Tuhan karena kecewa dikarenakan apa yang dia inginkan tidak mereka dapatkan.
Tapi dengarlah baik baik, mengapa seringkali kita marah dengan sebuah keadaan yang menurut kita tidak baik yang diijinkan Tuhan terjadi dalam kehidupan kita. Itu semua disebabkan karena bahwa pola pikir kita yang sangat terbatas dan terkadang sulit untuk menjangkau apa yang terbaik menurut perspektif Tuhan.
Tuhan mengingatkan kita, “Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” (Yesaya 55:9) Tapi kita harus percaya dengan iman teguh bahwa apa yang ia berikan kepada kita adalah yang terbaik buat kita, sesuatu yang indah pada waktunya.
       Biarlah kita mendengar suara Tuhan yang penuh kasih hari ini bahwa sesuatu yang tidak mengenakkan perlu dikerjakan dalam diri kita bukan untuk menyakiti kita, tapi untuk kebaikan kita, karena rencana Tuhan baik adanya.

Tuhan tahu dan selalu memberikan yang terbaik buat kita, tepat pada waktunya, indah pada waktunya. Percayalah dengan iman penuh akan hal itu.


Renungan Minggu Ketiga Januari 2018

“ HATI YANG BERLIMPAH UCAPAN SYUKUR “
Persembahkanlah syukur sebagai korban kepada Allah dan bayarlah nazarmu kepada Yang Mahatinggi!
      ( Mazmur 50 : 14 )

Kapan Saudara terakhir kali mempersembahkan syukur kepada Tuhan?  Banyak orang Kristen bersyukur kepada Tuhan hanya pada saat-saat tertentu yaitu ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, menerima berkat, kesembuhan, atau mengalami mujizat dari Tuhan.  Sikap mereka langsung berubah begitu menghadapi masalah, kesesakan, sakit-penyakit... jangankan mengucap syukur, berdoa saja sudah malas melakukannya.
Ucapan syukur adalah sebuah kata benda abstrak, yang secara garis besar memiliki makna:  Grateful  (berterima kasih kepada Tuhan), Pleasing  (menyenangkan Tuhan), atau Mindful Of Benefits (sadar akan kebaikan, hadiah atau pertolongan).  Inilah sikap hati yang harus dikembangkan dalam hidup orang percaya.  Alkitab memperingatkan:  "Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya."  (Ibrani 13:15). 
'Korban'  adalah  sesuatu yang dipersembahkan, kehilangan, merugi dan sakit secara daging.  "Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku."  (Habakuk 3:17-18).  Sesungguhnya situasi atau keadaan tidak mendukung sama sekali untuk mengucap syukur, tetapi Habakuk tidak dikalahkan oleh keadaan yang ada, ia tetap bisa mengucap syukur.  Inilah yang disebut korban syukur!


Jumat, 12 Januari 2018

Renungan Minggu Kedua Januari 2018

TUHAN MENGHITUNG SENGSARA KITA

"Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?" 
(Mazmur 56 : 9)

Mazmur 56 ini merupakan seruan dan doa Daud saat berada dalam pelarian.  Di negerinya sendiri ia terus diburu oleh Saul, sedangkan di negeri lain musuh juga mengincar dan memburunya.  Serasa tidak ada tempat bagi Daud untuk berpijak.  Penderitaan Daud ini bukan disebabkan karena kesalahannya, justru karena pengorbanannya bagi bangsa Israel.  Sejak Daud mempertaruhkan diri melawan Goliat dan tampil sebagai pemenang, ia dimusuhi oleh Saul.  Semua berawal ketika orang-orang mengelu-elukan Daud:  "'Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.' Lalu bangkitlah amarah Saul dengan sangat; dan perkataan itu menyebalkan hatinya, sebab pikirnya: 'Kepada Daud diperhitungkan mereka berlaksa-laksa, tetapi kepadaku diperhitungkannya beribu-ribu; akhir-akhirnya jabatan raja itupun jatuh kepadanya.' Sejak hari itu maka Saul selalu mendengki Daud."  (Samuel 18:7-9).  Sejak itu Saul mengibarkan bendera perang terhadap Daud, berusaha untuk menghabisi Daud meski selalu berujung pada kegagalan.
Dalam kesesakannya ini berserulah Daud,  "Kasihanilah aku, ya Allah, sebab orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi dan mengimpit aku! Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari,"  (Mazmur 56:2).  Tuhan memperhatikan seruan umat-Nya saat dalam kesesakan.  Adalah salah besar jika kita beranggapan bahwa Tuhan tidak memedulikan penderitaan yang kita alami.  Murid-murid Kristus sendiri pernah menganggap bahwa Tuhan tidak peduli ketika perahu mereka diterpa angin taufan ganas:  "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"  (Markus 4:38).  Menghitung sengsara  (ayat nas)  bisa diartikan bahwa Tuhan mencatat secara detail semua penderitaan yang kita alami.
Air mata yang mengalir dari kesengsaraan semacam inilah yang Tuhan simpan di kirbat-Nya, Tuhan akan memberikan kelegaan dan kelepasan.

Orang yang menabur dengan mencucurkan air mata
akan menuai dengan sorak-sorai  (Mazmur 126:5)


Renungan Minngu Petama Januari 2018

TAHUN BARU : KETENANGAN DALAM TUHAN
"Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada-Nyalah harapanku." 
(Mazmur 62:6)

Hari ini kita sudah tujuh hari menapaki hari baru di tahun yang baru.  Sejuta angan dan harapan ada di benak setiap orang.  Banyak prediksi bahwa hari-hari ke depan tidak semakin mudah, sebaliknya semakin sulit, banyak ujian dan tantangan yang menghadang.
Sebagai orang percaya kita harus tetap tenang.  Ketenangan bukanlah sebuah keadaan melainkan sebuah keputusan.  Artinya seburuk apa pun situasi yang ada dan membuat hati tidak tenang kita dapat memutuskan agar tetap tenang.  Mengapa kita harus tetap tenang dalam menjalani hari-hari yang sulit?  Karena kita mempunyai Tuhan yang tidak pernah meninggalkan kita dan pertolonganNya selalu tepat pada waktunya.  Daud berkata,  "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti."  (Mazmur 46:2).  Jadi tidak ada alasan untuk tidak tenang.
Hari-hari ini dunia sudah semakin kehilangan ketenanganan.  Orang yang kaya gelisah dan tidak tenang hidupnya karena memikirkan bagaimana cara menyimpan uang dan hartanya secara aman.  Sebaliknya orang miskin juga tidak bisa tenang karena hari-harinya dipenuhi oleh rasa kuatir bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya.  Kunci untuk hidup tenang adalah memiliki penyerahan diri penuh kepada Tuhan.  Dalam Yesaya 30:15 dikatakan,  "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu."  (Yesaya 30:15).  Ternyata ketenangan dalam diri seseorang mendatangkan kekuatan yang luar biasa!  Orang yang tenang dapat kuat menghadapi persoalan apa pun.  Sebaliknya orang yang tidak tenang, pikirannya akan cenderung menuju ke arah negatif.  Banyak keputusan-keputusan yang salah atau keliru kita buat ketika kondisi hati kita sedang tidak tenang.
"Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa."  (1 Petrus 4:7b).  Bila kita tenang kita bisa berdoa dan banyak persoalan yang dapat kita selesaikan ketika kita berdoa.  Sungguh,  "Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatkanku."  (Mazmur 62:2).  Artinya, ketenangan hanya kita dapatkan ketika kita hidup dan tinggal dekat Tuhan.


Mari kita jalani hari-hari di tahun 2018 ini dengan penuh penyerahan diri kepada Tuhan, sehingga kita tetap tenang di segala situasi!